every word, every move, every expression has its own meaning. here I'm noting it.

Wednesday, February 9, 2011

Yogurt

Aku menerima semangkuk plastik yogurt yang disodorkan padaku dengan senyum.
Kukatakan terima kasih padanya yang berdiri di balik konter.
Hanya sebatas itu, dan kulahap yogurtku sambil lalu.
Tak kuingat seberapa sering aku mengunjungi tempat itu
Hanya untuk membeli yogurt.
Tak kuingat seberapa sering dia bertugas di sana.
Saat itu, aku tak menggubrisnya sama sekali.

Lambat laun kukira aku mengingatnya yang berdiri di balik konter
Dan kurasa diapun begitu
Tanpa kusebutkan namaku, dia telah merekamnya dalam memorinya,
Terucap secara refleks
Dan kuterima mangkuk plastikku.
Ada yang janggal, apa ya?
Baru kusadari dia menambah topping-nya ketika yogurt sudah setengah jalan kuhabiskan.
Aku menoleh dan mendapatinya tersenyum.
Untukkukah?

Ah, dia hapal dengan topping favoritku
Tercetus begitu saja dari bibirnya
Aku pun tertawa pelan
Kukatakan terima kasih
Di balik kertas tissu alas mangkuk plastik baru kusadari ada pesan yang tertulis ketika aku hampir membuangnya.
Yang tertulis di sana membuatku tersenyum geli.

Astaga, aku begitu ceroboh
Terjatuh karena terburu-buru ingin kembali ke mejaku
Yogurtku pun tumpah
Sial sekali pikirku sebal
Tak dinyana dia menghampiriku
Memberiku selembar kertas tissu sembari membantuku berdiri
Lagi-lagi, ada pesan di kertas itu.
Pipiku memerah seketika membacanya
Kucari dia dan dia berdiri di balik konternya.
Mengulurkan semangkuk plastik yogurt dan tersenyum manis.
Untukkukah?

Yogurtku yang biasanya asam dan hambar terasa semanis gula.
Aku tersenyum sendiri.
Aku menoleh dan lagi mata kami bertemu.






28.03.2010
01.26 am



-Erinda Moniaga- 

No comments:

Post a Comment